Seperti China, Australia Mendukung Agar Hak Paten Vaksin COVID-19 Dihapus

Kim Mulholland dari Lembaga Institut Penelitian Anak-anak Murdoch di Australia mengatakan dana pengembangan teknologi vaksin COVID-19 berasal dari masyarakat, karenanya vaksin adalah milik semua orang.
"Ini adalah kombinasi usaha dari sektor publik dan sektor swasta dan oleh komunitas global yang luas," kata Profesor Kim.
"Jadi saya melihat vaksin ini adalah aset milik komunitas yang dibutuhkan dalam situasi darurat global saat ini."
Tapi pandangan dari perusahaan farmasi sangatlah berbeda.
Asosiasi perusahaan farmasi di Australia, yakni Medicines Australia, mengatakan penghapusan hak paten vaksin COVID malah akan memperlemah usaha vaksinasi yang dilakukan sekarang.
CEO Medicines Australia, Elizabeth de Somer, mengatakan kepada ABC bahwa hak paten melindungi investasi yang sudah dihabiskan oleh perusahaan farmasi untuk menemukan obat-obatan baru.
Menurutnya tanpa adanya perlindungan paten maka perusahaan akan cenderung tidak mau menghasilkan produk baru.
"Diperlukan investasi besar dalam usaha menemukan sesuatu yang akhirnya bisa berguna bagi kita semua," kata Elizabeth.
Ratusan negara, termasuk Australia dan Amerika Serikat, ingin agar hak paten vaksin COVID-19 dihapus
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Rekor Mengerikan Seusai China Naik Podium Pertama Sudirman Cup 2025
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Lanjutkan Dominasi, China Juara Sudirman Cup 2025