Seperti China, Australia Mendukung Agar Hak Paten Vaksin COVID-19 Dihapus

Menurutnya juga yang menjadi penghalang mempercepat vaksinasi di dunia bukanlah masalah paten, melainkan keterbatasan infrastruktur kesehatan dan kapasitas di masing-masing negara.
"Menghapus hak paten ini tidak serta merta meningkatkan ketrampilan dan material untuk bisa melakukan produksi vaksin," katanya.
"Yang ada hanyalah memberikan resepnya saja."
Mengapa Australia mendukung penghapusan paten?
Setelah sebelumnya tidak menyatakan mendukung sepenuhnya penghapusan paten, Australia sekarang secara terbuka mendukung usaha tersebut.
Bulan lalu Menteri Perdagangan Australia, Dan Tehan mengatakan Australia sekarang bekerja sama dengan negara-negara lain guna memastikan adanya konsensus soal ini.
"Yang kami coba lakukan sekarang adalah membangun konsensus di tingkat WTO, sehingga negara-negara akan mendapatkan akses vaksin yang banyak, dan kami bekerja sama dengan negara lain untuk mencapai hasil tersebut," katanya.
Usaha global ini juga mendapat dukungan dari salah satu negara penting, yaitu Amerika Serikat.
Amerika Serikat adalah negara pusat beberapa perusahaan farmasi terbesar di dunia.
Ratusan negara, termasuk Australia dan Amerika Serikat, ingin agar hak paten vaksin COVID-19 dihapus
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?
- Timnas Basket Indonesia Coba Manfaatkan Kecepatan saat Jumpa Australia
- Dunia Hari Ini: Pesawat Delta Air Terbalik, Tak Ada Korban Jiwa
- Luhut Sebut Kebijakan Donald Trump Bisa jadi Peluang Indonesia