Seperti Hitler, Pangeran Muhammad Habisi Kawan dan Lawan
Maghraoui menilai MBS terlalu tergesa-gesa. Kebijakannya itu bisa berdampak buruk pada Saudi dan negara-negara di sekitarnya.
”Harus diingat bahwa posisi Muhammad masih putra mahkota, suksesi setelah kematian atau mundurnya ayahnya tidak akan mulus,” katanya.
Di Saudi, biasanya pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah dan posisi-posisi penting dibagi antara anggota keluarga kerjaaan.
Tapi, kini MBS ingin keputusan tersentral pada raja. Karena itulah, dia memecat petinggi angkatan laut dan garda nasional serta menggantinya dengan orang yang dianggapnya bisa dikendalikan.
Maghraoui berpendapat, MBS sedang berjudi besar-besaran. Dia ingin mengimplementasikan kebijakan-kebijakan visionernya dan memenjarakan orang-orang yang dianggap berbahaya baginya sekaligus. Itu bisa memicu perlawanan dan mengguncang stabilitas negara.
MBS pantas waswas dengan kekuasaannya. Sebab, posisinya saat ini adalah pemberian dari ayahnya.
Selama ini suksesi kekuasaan diserahkan kepada para putra Raja Abdulaziz Al Saud sesuai dengan urutan. Namun, itu berubah saat Raja Salman berkuasa Januari 2015.
Posisi putra mahkota yang ditempati Pangeran Muqrin bin Abdulaziz diserahkan kepada Pangeran Muhammad bin Nayef pada bulan April tahun yang sama.
Revolusi 4 November yang digaungkan Pangeran Muhammad bin Salman dinilai kental muatan politis
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Kamala Harris Jadi Presiden AS, Republik Islam Iran Jangan Berharap Punya Senjata Nuklir
- Iran Bersumpah Hancurkan Israel Bila Diserang
- Menakar Potensi Skenario Tiji Tibeh di Timur Tengah
- Militer Israel Klaim Tidak Ada Korban Cedera Akibat Serangan Rudal Iran