Seperti Ini Perjuangan Menjual Sawit ke Pasar Eropa

Di Italia, misalnya, telah ada kesepakatan satu suara bahwa industri berkepentingan siap menerima minyak sawit dengan catatan sudah harus bersertifikat. Sertifikat dimaksud adalah sertifikat berkelanjutan (sustainable) dari negara produsen dan internasional.
Bayu mengakui, ekspor minyak sawit Indonesia ke Eropa memang tidak terlalu besar. Yaitu, 3,5 juta ton sampai 4 juta ton per tahun. Indonesia menempati urutan keempat setelah India, Tiongkok, dan Pakistan meski kadang jumlahnya mengalahkan ekspor ke Pakistan.
Indonesia dan Malaysia merasa perlu untuk tetap berjuang melawan kampanye negatif di Eropa. Sebab, kawasan itu memegang peran penting di pasar global. ''Eropa adalah trendsetter dalam berbagai hal, termasuk sustainability. Trendsetter dalam hal standardisasi. Jadi, kalau tidak bisa penuhi standar Eropa, biasanya kita juga sulit ke negara lain,'' ungkap Bayu.
Indonesia, kata dia, akan memenuhi permintaan sertifikasi dari Eropa meski butuh waktu untuk mencapai seluruhnya. Sebab, 42 persen produksi sawit Indonesia yang mencapai total sekitar 32 juta ton per tahun berasal dari petani rakyat.
Saat ini, di antara total 4 juta petani sawit, hanya 50 ribu yang telah tersertifikasi. ''Kalau dibandingkan dengan 2010, baru ada 800-an petani yang sudah tersertifikasi,'' terang Bayu. (gen/c14/tia)
JAKARTA - Industri sawit bisa sedikit bernapas lega. Salah satu komoditas unggulan Indonesia tersebut mulai dapat diterima pasar Eropa setelah seMPAT
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Soal Keluhan AS Terhadap Barang Bajakan di Mangga Dua, Kemendag Bilang Begini
- Sinarmas Investama Ajak Generasi Muda Melek Investasi Digital
- Sejumlah Tokoh Ikut Tenangkan Nasabah Bank DKI dan Imbau Tidak Kosongkan Rekening
- SPBH Milik PLN IP Bakal Jadi Kunci Penting Mewujudkan Transportasi Berbasis Hidrogen
- Talenta Unggul Mampu Memperkuat Hilirisasi Pertambangan
- Harga Emas Melonjak, Didimax Buka Edukasi Trading Gratis