Seperti Ini Persaingan Sengit Industri Pariwisata Indonesia vs Vietnam

Selain itu, turis juga kecewa terhadap pedagang lokal karena ditipu dengan barang berkualitas rendah
Berbagai kasus itu menjadi fokus utama dalam Forum Sektor Swasta Vietnam yang dihelat 31 Juli lalu.
Mereka berkaca pada kejadian 2016. Saat itu, Vietnam dibanjiri sekitar sepuluh juta wisman. Namun, hanya sedikit yang mau kembali lagi ke Vietnam.
“Beberapa kasus yang buruk menodai citra Vietnam. Sebab, saat ini informasi menyebar dengan cepat melalui internet. Warga lokal harus lebih memperhatikan keamanan turis. Selain itu, kebijakan juga harus lebih baik,” ujar Kepala Administrasi Pariwisata Nasional Vietnam Nguyen Van Tuan.
Nah, berkaca dari kasus Vietnam, Indonesia harus lebih bekerja keras menata pariwisata agar travelista mau menjadi repeater.
Apalagi, Indonesia memiliki modal besar untuk menggenjot pariwisata. Yakni, wisata halal alias family friendly tourism.
Berdasarkan riset Mastercards-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017, Indonesia menduduki posisi ketiga di bawah Malaysia, Uni Emirat Arab.
Sedangkan pada 2016, Indonesia berada di urutan keempat di bawah Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Turki. (jpnn)
Industri pariwisata Indonesia memiliki musuh baru di Asia Tenggara.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Gus Sholeh: Indonesia Butuh Generasi untuk Masa Depan yang Gemilang dan Cerah
- Vietnam Tersingkir dari Piala Asia U-17 2025 Secara Tragis
- Pasar Batu Bara Masih Oke, Anak Usaha SGER Teken Kontrak dengan Perusahaan Vietnam
- Realitas Utang
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'