Seperti Kos, Napi Bayar Kamar hingga Listrik

Seperti Kos, Napi Bayar Kamar hingga Listrik
Kepala Lapas wanita Pondok Bambu Sarju Wibowo (kiri) diganti Catur Budi Patayatin (kanan). (foto: Raka Denny/Jawa Pos)
Menurut dia, di sana banyak juga pegawai yang memiliki bisnis sampingan, seperti jual beli mobil bekas, toko kelontong, dan sebagainya.

Pegawai itu berbisik bahwa kamar mewah itu sebenarnya sudah lama ada. Tepatnya, beberapa saat setelah Ayin dieksekusi jaksa KPK, Maret 2009.

Namun, ada beberapa pegawai di bagian lain yang berani bersumpah bahwa mereka mengetahui ada kamar istimewa itu setelah sidak satgas. "Demi Allah saya tahunya baru setelah sidak itu, Mas," ujarnya. Selama ini dia tak pernah menggubris ruang kegiatan yang disulap bak kamar hotel itu.

Bagaimana kamar khusus Aling yang dilengkapi ruang karaoke dan foto-foto pribadi? Seorang pegawai menuturkan, sebelum ada sidak, dia sempat menyarankan napi seumur hidup kasus narkoba itu tidak memasang foto-foto pribadi. Sebab, ruang tersebut selama ini sebagai ruang kegiatan untuk umum, sehingga lebih baik dipasang foto-foto saat para napi memamerkan kerajinan tangan hasil karyanya kepada Menkum HAM Patrialis Akbar beberapa waktu lalu. Namun, Aling tak menggubris.

Setahun memimpin, Sarju juga dinilai tidak punya gebrakan alias sama saja dengan para pendahulunya "Saya kira masih sama saja. Waktu setahun itu belum cukup untuk membikin banyak perubahan," ucap pegawai bidang bimbingan kerja yang sebelumnya menjadi karyawan di Departemen Penerangan itu.

Sejak departemen itu dibubarkan di era Gus Dur, memang banyak pegawai yang dilebur ke rumah tahanan dan lapas. Di rutan itu saja setidaknya ada 50 pegawai eks Deppen.

Belum genap setahun Sarju Wibowo menjabat kepala Rutan Wanita Pondok Bambu. Namun, kemarin dia harus angkat kaki setelah Satgas Pemberantasan Mafia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News