Sepertiga Hati Jefri untuk si Putri

Proses yang dijalani Sabira itu termasuk cepat bila dibandingkan dengan pasien atresia bilier lain. Misalnya, Battar.
Setelah operasi, bocah itu masih beberapa kali keluar masuk RSCM, sedangkan Sabira tidak. Proses yang dia jalani tergolong mulus.
Hanya, periksa rutin masih harus dilakukan. ’’Setiap 2–3 hari kami harus membawa Sabira kontrol di rumah sakit,’’ ungkap Jefri.
Memang, tidak banyak perubahan yang dialami Jefri pascaoperasi transplantasi hati. Dia hanya merasa cepat lelah. Namun, bukan itu yang membuat dia repot. Kelahiran anak keduanyalah yang membuat Jefri kewalahan.
Bagaimana tidak? Istrinya melahirkan 13 hari setelah Jefri dan Sabira menjalani operasi transplantasi. Alhasil, semakin repot.
Selain mengurus diri sendiri, Jefri dan istri mesti mengurus Sabira dan adiknya. ’’Untung semua berjalan lancar. Tidak banyak kendala yang berarti,’’ tutur Jefri.
Cerita lain datang dari Josua Immanuel Simanungkalit. Anak tunggal pasangan Averiyanto Farolan dan Ervina Tambun itu harus menunggu lama untuk menjalani operasi transplantasi hati.
Sejak didiagnosis menderita atresia bilier pada usia dua bulan, Josua melaksanakan transplantasi hati pada usia 3 tahun 8 bulan.
DI Indonesia, masih jarang rumah sakit yang mampu melakukan operasi transplantasi hati. Ini karena , penderita atresia bilier di Indonesia
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara