Sepertiga Hati Jefri untuk si Putri

Sepertiga Hati Jefri untuk si Putri
Sabira digendong sang ayah, Jefriza, bersama sang bunda, Cut Linda, dan adiknya. HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS. Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

Serupa dengan pasien atresia bilier lainnya, operasi transplantasi Josua juga dilaksanakan di RSCM. Operasi dilangsungkan pada 11 Agustus 2016. Ayahnya, Averiyanto Farolan, yang menjadi pendonor hati untuk Josua.

Ketika berjumpa Jawa Pos, Ervina mengatakan, biaya bukan satu-satunya kendala yang membuat operasi transplantasi hati Josua dan ayahnya tertunda begitu lama.

Kesiapan ayahnya turut berpengaruh. Sebab, semula dia ragu untuk mendonorkan hatinya kepada putra semata wayangnya itu. Namun, perasaan tersebut sirna begitu melihat Josua sering muntah darah.

Bukan hanya itu, Josua juga kerap menangis lantaran sering mimisan. Bukan mimisan biasa. Setiap darah keluar dari hidungnya, dibutuhkan waktu lama untuk berhenti.

”Meski sudah saya tutup hidungnya, tetap saja darah keluar terus,” kenang Ervina.

Lantaran kondisi Josua terus memburuk itulah, sang ayah lantas memberanikan diri untuk naik ke meja operasi. ”Saya siap jadi pendonor,” kata Averiyanto.

Setelah itu, proses menuju operasi transplantasi hati antara anak dan ayah tersebut dimulai. Biaya besar untuk operasi itu memang sempat mengganggu pikiran orang tua pasien.

”Tapi, demi kesembuhan Josua, apa pun akan kami lakukan,” tegas Ervina.

DI Indonesia, masih jarang rumah sakit yang mampu melakukan operasi transplantasi hati.  Ini karena , penderita atresia bilier di Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News