Sepertinya Jokowi Lebih Peduli Tol daripada Detektor Tsunami
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono melontarkan kritik keras kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam hal manajemen mitigasi bencana. Pasalnya, presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu baru meminta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan pengadaan detektor tsunami yang baru di Selat Sunda setelah ratusan nyawa melayang.
"Kang Mas Joko Widodo enggak peduli sama manajemen bencana. Makanya enggak pernah memikirkan masalah bagaimana melakukan pencegahan dan peringatan dini terkait bencana alama tsunami dan gempa," kata Arief kepada JPNN, Rabu (26/12).
Padahal, lanjutnya, letak Indonesia ada di Cincin Api Pasifik. Karena itu, Indonesia rawan bencana.
Arief pun menyesalkan rezim Jokowi yang tak memikirkan infrastruktur detektor bencana. "Infrastruktur untuk peringatan tsunami dan gempa enggak pernah ada dalam pemikiran Kang Mas Joko Widodo karena enggak ada asing yang mau kasih utang dan investasi di sarana dan prasarana peringatan bencana alam," sebutnya.
Sedangkan kalau untuk infrastruktur yang komersial seperti jalan tol, kata Arief, banyak perusahaan asing yang mau mengerjakannya. Sebab, proyek infrastruktur sangat menguntungkan dalam jangka panjang.
"Ya beginilah kalau mindset presidennya pedagang asongan, jadi ya enggak akan mikir tentang disaster management (pengelolaan bencana, red) bagi keselamatan warga negaranya," pungkas Arief.(fat/jpnn)
Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono menuding Presiden Jokowi tidak punya kepedulian terhadap manajemen bencana.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Jokowi Lakukan Pertemuan Terbatas dengan Sultan HB X di Klaten
- Gempa Berkuatan Magnitudo 4,2 Guncang Lombok, Tidak Berpotensi Tsunami
- Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Terkorup Versi OCCRP, Guntur Romli Colek KPK-Kejagung
- Arief Poyuono Merespons Polemik PPN 12 Persen
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Arief Poyuono Menilai Edi Damansyah Layak Didiskualifikasi di Pilkada Kukar