Sepertinya Polri dan TNI Sedang Diadu Domba
jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Kajian Kepolisian (Lemkapi) menduga ada pihak tertentu yang sengaja mengadu domba Polri dan TNI lewat media sosial (medsos).
Mereka menggunakan kasus senjata impor yang kini masih tertahan di Bandara Soekarno Hatta sebagai alat.
"Kami minta Polri dan TNI waspada. Ini bagian dari skenario untuk membenturkan sesama aparat negara," ujar Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan di Jakarta, Minggu (1/10).
Menurut Edi, impor senjata merupakan hal biasa untuk kebutuhan operasional Polri. Apalagi pengadaan ini sudah yang ketigakalinya.
"Saat ini tugas Polri khususnya Brimob sangat berat menumpas berbagai aksi terorisme dan separatisme bersenjata seperti di Poso dan Papua. Dari kajian Lemkapi Polri membutuhkan berbagai senjata operasional," ucapnya.
Antara lain, senjata jenis stand alone grenade laucher (SAGL) atau pelontar granat dengan kaliber 40x46mm. Menurut mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini, SAGL digunakan Polri bukan untuk membunuh, tapi melumpuhkan.
Pelontar granat ini memiliki banyak kelebihan. Misalnya, bisa digunakan untuk peluru karet, hampa, peluru asap dan juga gas air mata.
"Senjata ini dalam penelitian kami memiliki khas hanya untuk efek kejut. Berbeda dengan senjata lain seperti grenade laucher yang di dunia militer dikenal sangat canggih untuk keperluan antiteror yang mematikan," katanya.
Impor senjata oleh Polri biasa saja, kok jadi ramai?
- Ronny Bicara Putusan MK, Anggota TNI & Polri Kena Pidana Kalau Tak Netral
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Letjen TNI Richard Pimpin Upacara Pemberangkatan Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXVII-K ke Afrika Tengah
- Soal Putusan MK, PDIP Tak Akan Diam Jika ASN hingga TNI-Polri Melanggar Netralitas
- Putusan MK jadi Kekuatan Bawaslu Awasi ASN, TNI, Polri, hingga Kades yang Tak Netral