Sepertinya, Predikat Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Saja tak Cukup
Cepatnya perubahan status itu berbeda dengan masa penempatan kerjanya di SDN 2 Tanjung Medang. Tidak kurang dari 24 tahun dia mengabdi di sekolah tersebut. ”Akhir 2013 baru dipindah,” kenang Syawaliah.
SDN 2 Tanjung Medang memang berlokasi di ibu kota Kecamatan Rupat Utara. Namun, jangan bayangkan serupa dengan tanah Jawa.
Sampai saat ini, sebagian jalan di Kecamatan Rupat Utara belum diaspal. Masih mengandalkan hamparan batu di atas tanah. Meski mengkhawatirkan, bagi Syawaliah, kondisi jalan itu lebih baik.
Jauh lebih bagus ketimbang ketika kali pertama dia mengajar. ”Dulu jalan masih tanah, susah lewat,” kata dia.
Belum lagi bila hujan mengguyur, tanah berubah menjadi kubangan lumpur. Kalau sudah begitu, Syawaliah semakin sulit untuk berangkat mengajar.
Untung, ibu tiga anak itu lahir dan besar di Kecamatan Rupat Utara sehingga sudah terbiasa berhadapan dengan kendala alam.
Bukan minta pindah tugas, semangatnya untuk mendidik generasi penerus dari kecamatan itu kian membubung.
Kesempatan pindah tugas ke ibu kota Kabupaten Bengkalis tidak dia indahkan. Bagi dia, lebih baik mengajar di Kecamatan Rupat Utara dengan peluh di sekujur tubuh ketimbang pindah tempat mengajar.
Berjuang dengan fasilitas minim di pedalaman, Syawaliah dan Samadi adalah representasi ribuan guru di pedalaman yang butuh perhatian lebih dari pemerintah.
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Jangan Ada Lagi Guru yang Dipidana
- Tahun Depan, Sebegini Jumlah Guru ASN & Honorer yang Dapat Tunjangan, Lainnya Sabar
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- 3 Kado dari Mendikdasmen Abdul Mu'ti untuk Para Guru ASN & Honorer, Alhamdulillah
- Program Sarapan Sehat Bergizi tak Hanya untuk Anak Didik, Tetapi juga Menyasar Para Guru
- 5 Berita Terpopuler: Siap-Siap Perubahan Penempatan Guru PPPK, Ada yang Menolak, Ternyata