Sepertinya Saya Bergabung dengan Sebuah Sekte

Dan kalau kita melewatkan satu kelas, maka akan diatur kelas tambahan. Jadi itu menyita banyak waktu saya.
'Hidupnya hanya seputar kelas'
Luke: Alex semakin lama semakin menghabiskan banyak waktunya untuk pergi ke kelas-kelas ini. Jelas menjadi prioritas baginya, seakan-akan tidak ada kelonggaran.
Saya ingat suatu malam kita belanja bahan makanan bareng dan tiba-tiba ia mendapat telepon dari grupnya. Di tengah sedang belanja, dia berkata "maaf, saya harus pergi" dan langsung pergi. Itu aneh banget.
Dan ketika dia tidak bisa hadir kelas, mereka mengatur sesi belajar di sekitar jadwalnya. Jadi, dia kadang bisa belajar dari tengah malam sampai jam 2 atau 3 pagi.
'Merahasiakannya'
Alex: Di kelas-kelas besar, sepertinya ada banyak mahasiswa internasional termasuk saya sendiri, sebagian besar berasal dari Asia. Mayoritas instruktur dan pengajarnya adalah orang Korea.
Suatu ketika, seorang instruktur dengan santai mengatakan, "tempat ini kami sewa, jadi kami akan sangat menghargai jika semua hadirin berkontribusi sedikit secara finansial".
Mereka meminta bayaran AUD30, atau lebih dari Rp300 ribu per dua minggu. Pada saat itu saya pikir agak sedikit mahal. Tapi harganya masih terjangkau. Saya senang pergi ke kelas mereka, orang-orangnya sangat ramah dan menjadi cara saya bertemu orang baru yang memiliki keyakinan yang sama.
Jadi saya merasa saya harus berkontribusi.
Kelas Alkitab yang diikuti Alex mulai menguasai hidupnya. Ia kemudian menyadari siapa yang pegang kendali.
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun