Sepi Proyek, Arsitek jadi Kurir Narkoba
Nah, yang bertugas melakukan pembelian adalah tim kedua. “Satu orang beli, dua lainnya berjaga di luar gang bersama kami (tim pertama),” ujar Bambang.
Sekira pukul 13.50 Wita, Soeyamto datang berjalan kaki. “Kami curiga, dia diantar oleh bosnya 30 meter sebelum masuk Gang 8,” tuturnya.
Walau demikian, polisi lebih fokus dengan penangkapan Soeyamto. Penyamaran yang dilakukan oleh Satreskoba juga tak sembarangan, mereka terbilang tak kelihatan. Soeyamto kala itu tak menyadari keberadaan polisi.
“Kami menghubungi dia (tersangka). Sementara petugas yang menyamar sebagai pembeli di dalam gang,” sebutnya.
Ketika Soeyamto bertemu dengan polisi yang sedang menyamar, dia bersikap biasa. Karena kurang pengalaman atau sengaja. Sebab biasanya, kurir memiliki tingkat waspada tinggi. Polisi menyebut mereka sebagai anti-polisi. “Kalau kurir sudah ditangkap, jaringan akan terbuka,” kata Bambang.
Penangkapan pun berlangsung dalam hitungan menit, Soeyamto tak kuasa melawan cengkeraman polisi. Dia pun digiring menuju mobil yang menunggu di luar gang.
Polisi terus melakukan penyelidikan kasus Soeyamto. Petugas meyakini dia tak bekerja sendiri, melainkan jaringan. Selain mengaku baru sekali mengantarkan barang haram tersebut, Soeyamto mengaku mengenal bosnya dari warung kopi pada Oktober tahun lalu.
Karena sering berkomunikasi, akhirnya dia dekat dengan pria berinisial GG yang merupakan target polisi selanjutnya.
SAMARINDA - Kasus narkoba tak pandang usia dan latar belakang profesi. Seorang arsitek bergelar insinyur yang sudah berusia 55 tahun, Soeyamto,
- Sontoloyo, Pria di Tangerang Ini Menjual Anak Kandung Berusia 11 Bulan
- Pembunuh Wanita yang Ditemukan dalam Lemari di Jambi Tertangkap, Dia Ternyata
- Istri Kerja di Luar Kota, Suami Jual Bayi Rp 15 Juta
- Melawan Saat Akan Ditangkap, Maling Pembobol Rumah Polisi Dihadiahi Timah Panas
- Polda Sulteng Bongkar Kuburan Jenazah Tahanan Polresta Palu untuk Autopsi
- Sempat Hilang Sepekan, Pemuda di Cisolok Sukabumi Dibunuh