Sepuluh Persen Blok Cepu Dimiliki Empat BUMD
Jumat, 27 Februari 2009 – 08:46 WIB
SURABAYA - Di tengah krisis, proses eksploitasi ladang minyak Blok Cepu terus berjalan. Kondisi ini patut disyukuri mengingat di luar negeri proses serupa banyak yang tertunda antara satu hingga empat tahun. Hal tersebut dilontarkan oleh Dr Abdul Muin, wakil kepala BPMigas (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi).
"Di tengah situasi produksi minyak yang menurun, blok Cepu bisa menjadi investasi besar dan perlu diamankan secara nasional," ungkapnya Kamis (26/2). Dan, tidak menutup kemungkinan akan ada penemuan tambahan dalam blok tersebut. Karena potensi yang dimiliki besar. Di perkirakan memiliki kandungan minyak lebih dari 250 juta barel.
Baca Juga:
Terkait dengan hal tersebut, empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kamis (26/2) menandatangani kesepakatan kepemilikan (participating interest) blok Cepu. Dengan penandatanganan yang dilakukan dengan Mobil Cepu Ltd (MCL) dan Ampolex (Cepu) Pte Ltd --keduanya adalah anak perusahaan Exxon Mobil Corporation-- serta PT. Pertamina EP Cepu, empat BUMD resmi memiliki 10 persen dari blok Cepu.
Keempat BUMD tersebut adalah PT Asri Dharma Sejahtera dari Kabupaten Bojonegoro, PT Blora Patragas Hulu dari Kabupaten Blora, PT Sarana Patra Hulu Cepu dari Propinsi Jateng, dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana dari Propinsi Jatim. Penandatanganan dilakukan di Grahadi. Selain Wakil Kepala BPMigas, hadir Gubernur Jatim Soekarwo dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf, serta Presiden MCL Michael K. Nelson.
SURABAYA - Di tengah krisis, proses eksploitasi ladang minyak Blok Cepu terus berjalan. Kondisi ini patut disyukuri mengingat di luar negeri proses
BERITA TERKAIT
- KAI & BNI Resmikan Penamaan Stasiun Dukuh Atas BNI
- Sebanyak 90 Ribu Pengunjung Hadiri SIAL Interfood 2024
- Makin Mudah Bangun Loyalitas Pelanggan dengan OCA
- Gandeng 2 Mitra Strategis, BNC Konsisten Salurkan Kredit Modal Kerja
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi
- Harga Minyak Goreng Meroket, Kemendag Akui Ada Kenaikan