Sepuluh Tahun Amerika Serikat Dibayangi Trauma Tragedi 9/11
Keamanan Ketat Usik Gaya Hidup dan Kenyamanan Warga
Senin, 12 September 2011 – 03:09 WIB
Pada 2002, setahun pascatragedi 9/11, di Lax Los Angeles International Airport, petugas imigrasi menyapa dengan rasa curiga. ”What you do in US?” Tetapi, Rabu lalu (7/9) petugas imigrasi di Seattle Tacoma International Airport menyapa saya dengan keramahan. ”How are you?”
SUHENDRO BOROMA, Seattle
SEMINGGU sebelum peringatan setahun tragedi 9/11 di Amerika Serikat (AS), petugas imigrasi di Lax Los Angeles International Airport tak cukup menyapa saya dengan rasa curiga. Dia juga membawa saya ke tempat khusus yang saat itu berisi mayoritas orang Asia, termasuk beberapa warga Indonesia.
Beberapa orang sudah diborgol. Saya duduk berdampingan dengan orang-orang yang sebagian besar berkulit kuning dan sawo matang yang diborgol tersebut. Orang-orang itu siap dideportasi karena tidak lolos di tahap special registration.
Setelah 2,5 jam menunggu, akhirnya saya diwawancarai secara detail selama 30 menit. Meski hati berdebar begitu melihat tatapan petugas yang penuh curiga, hasilnya, saya lolos di tahap special registration tersebut. ”Good luck,” kata petugas.
Pada 2002, setahun pascatragedi 9/11, di Lax Los Angeles International Airport, petugas imigrasi menyapa dengan rasa curiga. ”What you do in
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408