Sepuluh Tahun Otda Tak Bawa Faedah
Rabu, 09 November 2011 – 16:38 WIB
JAKARTA - Manager Hubungan Eksternal Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), Robert Endi Jaweng menilai sepuluh tahun otonomi daerah berjalan tidak membawa perubahan nyata. Bahkan, selama era transisi tidak memberikan perubahan lantaran pemerintah tidak berbuat nyata. Anehnya, kata dia lagi, sejak tahun 2007 hingga sekarang ini trend APBD untuk belanja pegawai itu mengalami peningkatan. "Ini sangat berbahaya. Angka bisa dikelola. Tapi tren ini bahaya. 60 persen daerah masuk lampu kuning," katanya lagi.
"Pemerintah kita masih primitif. Pemerintahan modern yang nyata itu tidak ada," kata Robert Endi Jaweng saat dialog di DPD RI, bertajuk Quo Vadis Otonomi Daerah di gedung DPD RI, Jakarta, Rabu (9/11).
Baca Juga:
Dilihat dari sisi instrumen fiskal, kata dia, rata-rata 58 persen APBD habis hanya untuk membiayai belanja aparatur. "Tapi di beberapa daerah jauh di atas itu. Saya kategorikan masuk lampu merah," katanya. "Misalnya, di Jambi 90 persen," imbuhnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Manager Hubungan Eksternal Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), Robert Endi Jaweng menilai sepuluh tahun otonomi daerah
BERITA TERKAIT
- Singgung Tagline Indonesia Kerja, Megawati: Tolong Dijawab
- Anggota DPR Maria Lestari Mangkir Panggilan KPK
- Pemagaran Laut Sepanjang 30 Km di Tangerang Ancaman Bagi Ekologi dan Nelayan
- 2 Pejabat Dinas di Sumsel Kena OTT Kejari Palembang
- Prabowo Ingin Para Kepala Daerah Digembleng Seperti Menteri
- Menjelang Peringatan Hari Dharma Samudera, KSAL Pimpin Ziarah di TMP Kalibata