Seragam Baru

Dahlan Iskan

Seragam Baru
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Atau niatkan olahraga jalan cepat: bisa 100 kalori.

Baca Juga:

Jangan sampai hanya jalan lambat sambil melamun: Anda hanya dapat lelah, kehilangan waktu dan akhirnya ngomel dalam hati.

Terminal 3 memang sangat besar. Kadang membuat bangga. Kadang seperti sauna –kalau musim kemarau antara jam 12.00 sampai 14.00. Dinding kacanya yang masif jadi pengantar sinar matahari tropis.

Yang paling simpel sebenarnya naik-turun di Halim Perdanakusuma. Sayang penampilan terminal Halim Anda sudah tahu: seperti Indonesia di tahun 1975. Kini kalah jauh dari stasiun kereta Whoosh.

Kalau naik dan turun di Halim, pilihan saya hanya dua: Citilink 7 kali, Batik 3 kali. Tidak ada Pelita di Halim.

Pun jurusan luar negeri. Saya tidak pilih-pilih. Pernah sering naik Emirate atau Qatar. Itu semata karena jenis pesawatnya: 380. Waktu itu belum banyak penerbangan yang memilikinya.

Kelas bisnis Emirate benar-benar mewah. Tak terbayang first class-nya.

Ke Hong Kong terakhir, bulan lalu –untuk lanjut ke Meizhou– saya pilih Garuda. Lapang. Nyaman. Hanya dua penumpang yang di kelas bisnis. Makanannya enak. Cocok dengan selera.

Sebenarnya saya naik Garuda semata karena ingin tahu seragam baru pramugari-nya. Yang lebih modern dan glamour.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News