Serangan Badak

Oleh Dahlan Iskan

Serangan Badak
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Namanya Kyle Rittenhouse. Umurnya baru 17 tahun.

Kyle tidak mau sekolah lagi. Ia berhenti sekolah ketika kelas II SMA. Ibunya menjanda dan bekerja sebagai tenaga kesehatan. Kyle memiliki senjata laras panjang di rumahnya: AR-15 style rifle.

Setelah putus sekolah, Kyle ikut latihan polisi dan pemadam kebakaran. Ia sangat mengidolakan polisi.

Melihat polisi terus dalam posisi tertekan di Kenosha, Kyle naik mobil sejauh 20 km dari rumahnya ke Kenosha. Ia bawa senjata laras panjangnya itu.

Kyle berniat membantu polisi. Juga menjaga properti orang kulit putih, jangan sampai dijarah atau dirusak. Di kampungnya ia memang juga penjaga keamanan gedung YMCA –milik asosiasi anak muda Kristen kulit putih.

Malam itu, di arena demo itu, tiba-tiba Kyle mengatakan kepada polisi bahwa dirinya berhasil menembak tiga orang. Dua meninggal. Satu luka-luka.

Ia pun ditahan. Dengan tuduhan pembunuhan. Ia ternyata juga membawa alat-alat pertolongan pertama di dalam tasnya.

Mungkin milik Wendy, ibunya. Ia mengaku ke arena demo untuk juga menolong kalau ada yang luka-luka.

Pintu rumah saya tidak pernah dikunci. Bahkan tidak pernah ditutup, kalau siang hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News