Serangan Balik Kapitra Ampera untuk Para Penyerang Uni Puan, Menohok
Selain itu, Kapitra juga melihat pihak-pihak yang mem-bully Puan mencari pembenaran dengan membangun jembatan ke masa lalu.
Mereka menghidupkan kembali nisan tokoh-tokoh masa lalu yang berjuang untuk negara, seperti Tan Malaka, Bung Hatta, M Yamin, dan lainnya.
Akan tetapi, katanya, mereka sebenarnya lupa dengan apa yang terjadi setelah tokoh-tokoh yang mendirikan pondasi negara ini, serta meletakkan pilar-pilar kebangsaan.
"Mereka membangun jembatan masa lalu untuk hari ini, tetapi mereka lupa dua hal. Pertama, pemberontakan PRRI yang justru bertentangan dengan tokoh-tokoh sebelumnya," ucap Kapitra.
Kemudian yang kedua, kata pengacara kelahiran Padang ini, mereka tidak melihat realitas hari ini bahwa tak ada lagi spirit Tan Malaka atau orang seperti Tan Malaka yang mereka lahirkan.
Atau seperti Mohammad Yamin dan ulama besar sekelas Buya Hamka.
"Sebenarnya kemarahan (ke Mbak Puan) kemarin itu kemarahan untuk dirinya sendiri. Tetapi dia coba membangun kemarahan yang imajinatif dan menumpahkannya kepada Puan Maharani, orang kampungnya sendiri," tegas pria yang pernah mencalonkan diri sebagai Cagub Sumbar pada 2005 ini.
Mbak Puan, atau belakangan dipanggil Uni Puan, tambah Kapitra, merupakan orang Minang, neneknya maupun bapaknya keturunan Minang.
Kapitra Ampera menyampaikan penilaian terhadap para pihak yang menyerang Uni Puan Maharani.
- Polisi Tembak Polisi Mencoreng Institusi Bhayangkara, Harus Diusut Tuntas
- Heboh Polisi Tembak Polisi, Komisi III DPR Bakal ke Sumbar
- Duet Mahyeldi-Vasco Berpotensi Menang Telak, Unggul di 10 Kabupaten/Kota di Sumbar
- Pimpin Konsolidasi PDIP di Jateng, Megawati Minta Kader Bergotong Royong Memenangkan Andika-Hendi
- KTKI Korban PHK Massal Mengadu ke Ombusdman, Minta Audiensi pada Puan Maharani & Komisi 9
- Andre Rosiade Bawa Kabar Baik soal Pembangunan Infrastruktur di Sumbar