Serangan Israel Melanggar Hukum
Hasil Investigasi PBB pada Kasus Kapal Mavi Marmara
Jumat, 24 September 2010 – 03:33 WIB
Sebelum menyimpulkan hasil penyelidikannya, panel PBB tersebut telah mewawancarai lebih dari 100 saksi mata. Sebagian besar dari mereka adalah aktivis solidaritas Palestina yang menumpang Mavi Marmara. Mereka berkebangsaan Inggris, Jordania, Swiss dan Turki. Memang tidak seorang pun yang berasal dari Israel. Sebab, sebelum penyelidikan dimulai, Israel berpesan agar PBB tidak menginterogasi personel militernya. Padahal, mereka lah yang berada di atas kapal berbendera Komoros itu.
Baca Juga:
Konon, pada 31 Mei lalu, pasukan IDF yang baru mendarat dari helikopter tempur langsung menyerang penumpang kapal. Mereka berusaha mengambil alih kapal sambil melakukan aksi provokatif. Para penumpang kapal menyatakan bahwa personel militer Negeri Yahudi itu lebih dulu beraksi. Tidak seperti keterangan militer Israel yang menyebut tindakan pasukan mereka sebagai reaksi atas ulah penumpang kapal. "Sedikitnya enam penumpang tewas akibat aksi brutal mereka," terang panel tersebut.
Lebih lanjut dalam keterangan resminya terkait insiden tersebut, panel PBB itu juga mengkritik blokade yang diberlakukan Israel di Jalur Gaza. Blokade yang mulai diterapkan Juni 2007, pasca kemenangan Hamas dalam pemilu Palestina pada 2006 lalu, itu sudah berlangsung selama empat tahun. "Blokade di kawasan Palestina itu bertentangan dengan hukum mengingat krisis kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza," ungkap Dewan HAM PBB.
Namun, hasil investigasi PBB itu langsung dibantah Israel. Menteri Pertahanan Ehud Barak tetap yakin militernya tidak bersalah. "Kesimpulan yang dipublikasikan hari ini bias dan berat sebelah. Tidak berbeda dengan (karakter) panel yang membuatnya," tandas Kementerian Pertahanan Israel dalam keterangan resmi seperti dilansir CNN.
JENEWA - Investigasi PBB atas insiden Freedom Flotila di Laut Mediterania 31 Mei lalu berakhir. Dalam kesimpulan tertulis yang dirilis Rabu waktu
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer