Serangan Pro-Kadhafi Sasar Warga Sipil
Selasa, 08 Maret 2011 – 05:50 WIB
Laporan itu muncul setelah pasukan pro-Kadhafi dilaporkan berhasil merebut kembali sejumlah kota yang sebelumnya diduduki oposisi. Hal itu termasuk wilayah strategis di dekat Sirte, kota kelahiran dan asal Kadhafi, serta sejumlah kota kunci lain.
Menurut The New York Times, opsi itu termasuk pula penggunaan pesawat pengacak sinyal di udara untuk mengacaukan komunikasi pemerintah Libya dengan unit-unit militernya. Taktik lain yang bakal dijajal adalah menjatuhkan dari udara persenjataan dan suplai untuk para pejuang oposisi. Opsi lainnya yang ikut dipertimbangkan termasuk pengerahan tim operasi khusus skala kecil untuk membantu pejuang oposisi, seperti yang dilakukan di Afghanistan untuk menjatuhkan rezim Taliban.
Sebelumnya, seorang mantan menteri Kadhafi mengritik bahwa Washington telat atau mengabaikan kesempatan penting untuk mengakhiri empat dekade kekuasaan Kadhafi. ’’Kami telah meminta bantuan ketika dia (Kadhafi, Red) berada di pinggir tali ring. Tetapi, mereka (AS dan negara-negara Barat) malah menahan diri. Saya tidak tahu kenapa,’’ keluh Ali Errishi, mantan menteri imigrasi yang mundur sesaat setelah unjuk rasa anti-Kadhafi.
Selain itu, sejumlah pejabat dan tokoh militer Kadhafi lainnya mundur. Sejumlah sumber mengungkapkan bahwa korban tewas dan luka di Misrata, barat Libya, cukup besar. Selain pejuang oposisi, warga sipil menjadi korban serangan udara maupun tank-tank pasukan Kadhafi.
TRIPOLI – Terus jatuhnya korban jiwa dalam perang saudara di Libya menuai keprihatinan banyak kalangan. Pemberontakan terhadap rezim Muammar
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer