Serangan Siber Ancam Kepentingan Nasional
Begitu pula dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Sistem badan ini juga memiliki celah keamanan yang mampu dimanfaatkan oleh para peretas.
Menurut Heru, Indonesia juga pernah mendapatkan serangan malware dari seluruh dunia. “Itu adalah beberapa bukti tidak ada sistem yang 100 persen aman,” ungkapnya.
Serangan siber saat ini banyak menyasar sektor keuangan, perdagangan, sumberdaya manusia, hingga teknologi finansial.
Sektor-sektor ini memiliki dampak psikologis besar bagi masyarakat. Meski sebagian besar tidak membawa kerugian langsung secara finansial, namun situasi ini mampu memunculkan kekhawatiran masyarakat.
"Inilah kenapa gangguan keamanan siber kepada sektor-sektor itu menjadi kepentingan nasional yang patut dibela," tutur dia.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain penguatan kapasitas keamanan siber sebuah negara. Penguatan dilakukan untuk mengimbangi level pengembangan digital yang saat ini semakin cepat.
"Indonesia harus sadar mengenai bahaya kejahatan siber," tegas Heru.
Sementara, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza menambahkan jumlah pengguna internet di Tanah Air terus meningkat.
Tidak ada sebuah sistem yang sepenuhnya aman dari gangguan keamanan siber. Begitu pula dengan sistem digital di Indonesia yang tak akan luput dari serangan siber.
- Bongkar Kasus Judol, AKBP Charles: 4 Bulan Putaran Uangnya Rp4 Trilun
- Polri Bentuk 8 Ditressiber Polda Selama Kepemimpinan Presiden Jokowi
- Leonardo Hutabarat Ungkap Strategi Hadapi Serangan Siber di Era Digital
- Di Sidang Tahunan MPR, Bamsoet Singgung Pentingnya Pembentukan Angkatan Siber di TNI
- 2 Tips Mencegah Serangan Siber di Sektor Keuangan
- BRI Memperkuat Benteng Digital, Keamanan Data dan Dana Nasabah jadi Prioritas Utama