Serangan Siber ke Telepon Genggam Harus Diwaspadai
”Ransomware yang akan masif menyerang ke depan diperikarakan sudah bisa menginfeksi smartphone,” ungkap Pratama.
Ancaman itu berlaku untuk para pengguna telepon pintar berbasis android maupun iOS. Berdasar informasi yang dia terima, malware yang bisa menyerang telepon genggam memang sudah dikembangkan. ”Sehingga negara sudah sepatutnya waspada,” terang dia.
Tujuannya tidak lain guna menyelamatkan para pengguna telepon genggam yang jumlahnya sudah mencapai ratusan juta.
Pratama mengakui acaman serangan siber terhadap masyarakat secara individu sangat mungkin terus naik.
Salah satu yang menjadi sasaran adalah masyarakat yang mulai terbiasa bertransaksi melalui telepon genggam. Baik untuk belanja maupun memenuhi kebutuhan lainnya.
”Serangan siber yang bisa langsung menginfeksi smartphone harus menjadi perhatian serius,” imbuhnya.
Kehadiran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) seharusnya bisa menjadi kekuatan baru. Lembaga tersebut mestinya dapat diandalkan untuk mengatasi berbagai ancaman siber.
Untuk itu, lembaga yang secara resmi dibentuk ketika Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 53 Tahun 2017 tentang BSSN ditandatangani harus segera bekerja.
Potensi serangan siber bisa ditekan sampai batas terendah. Fenomena serangan siber kepada masyarakat harus cepat diatasi.
- Leonardo Hutabarat Ungkap Strategi Hadapi Serangan Siber di Era Digital
- 2 Tips Mencegah Serangan Siber di Sektor Keuangan
- DTrust Punya Cara Jitu Cegah Serangan Siber yang Makin Menggila, Simak
- Jaga Keamanan Data Nasabah, Ini Strategi BRI Melawan Serangan Siber
- Cegah Serangan Siber, BRI Terapkan Strategi Penguatan Keamanan Digital
- Pemahaman Literasi Digital Bentengi TNI dari Serangan Siber