Serangan Udara Amerika Serikat Pertama di Bawah Kepemimpinan Joe Biden

Serangan Udara Amerika Serikat Pertama di Bawah Kepemimpinan Joe Biden
Pentagon mengatakan serangan dilakukan secara terukur dan juga ada pendekatan lain seperti upaya diplomatik. (US Air Force: Jacob Wrightsman)

"Tindakan militer yang proporsional ini dilakukan bersama dengan langkah diplomatik termasuk konsultasi dengan mitra koalisi.

"Operasi ini mengirimkan pesan yang jelas: Presiden Biden akan bertindak untuk melindungi warga Amerika dan personel koalisi."

"Dalam waktu bersamaan kami bertindak dalam gerakan terukur dengan tujuan menurunkan ketegangan situasi keseluruhan di Suriah Timur dan Irak."

Juru bicara Pentagon juga menambahkan serangan itu menghancurkan berbagai fasilitas di beberapa tempat perlintasan yang digunakan oleh kelompok milisi dukungan iran, termasuk Kataib Hezbollah (KH) dan Kataib Sayyid al-Shuhada (KSS).

Seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak mau disebut namanya mengatakan keputusan melakaukan serangan dimaksudkan untuk mengirim pesan bahwa Amerika Serikat memang ingin menghukum para milisi, namun dalam waktu bersamaan tidak ingin membuat konflik menjadi lebih besar.

Masih belum jelas seberapa besar kerusakan yang terjadi dan apakah ada korban dalam serangan udara tersebut.

Belum jelas apakah serangan mempengaruhi perundingan nuklir

Serangan Udara Amerika Serikat Pertama di Bawah Kepemimpinan Joe Biden Photo: Pentagon mengukuhkan serangan sudah dilakukan namun masih belum jelas apakah ada korban. (AP: Charles Dharapak/File)

 

Pejabat pemerintahan Biden mengecam serangan roket 15 Februari yang dilakukan ke kawasan semi-otonomi Kurdi di Iran, namun belakangan para pejabat AS mengatakan mereka tidak mengetahui siapa yang melakukan serangan.

Presiden Joe Biden telah memerintahkan pasukan militer Amerika Serikat untuk melakukan serangan militer di Suriah bagian timur, tepatnya terhadap fasilitas yang disebut telah digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News