Serbaada di Samarinda

Serbaada di Samarinda
Dahlan Iskan.

”Ada empat dokter yang gondrong di sini,” ujar dr Nurliana Andriati Noor. ”Yang penting kegondrongannya tidak menganggu kerja dokternya,” tambah dokter  Nana.

Di akhir diskusi saya putuskan: saya serahkan istri saya kepada tim dokter. Lakukan apa pun yang terbaik menurut dokter.

Saya tanda tangani dua pernyataan: setuju dibius total dan setuju dilakukan operasi. Jadwal ditetapkan: keesokan harinya. Jam 9 pagi.

Istri saya pernah operasi syaraf tulang belakang. Akibat HNP, 20 tahun lalu.

Saya diajak Prof Hafidz Surabaya untuk ikut masuk ruang operasi. Tiga tahun lalu istri saya operasi ganti lutut. Saya diajak dokter Dwikora Surabaya ikut masuk ruang operasi. Kemarin, saya diajak dokter Boyke masuk ruang operasi.

Saya pun bisa melihat bagaimana FURS masuk ke ginjal. Lalu dibelok-belokkan. Memasuki ruang-ruang yang ada di dalam ginjal. Mencari di mana batu itu sembunyi.

Ketemu: satu batu. Lalu FURS itu diajak menjelajah ruang-ruang lain dalam ginjal. Ketemu: satu lagi. Lebih besar. Total: dua batu.

Yang satu batu lagi sudah dikeluarkan di Surabaya dua minggu lalu. Yang posisinya sudah di saluran kencing. Yang sudah bernanah. Yang menyebarkan infeksi ke seluruh tubuh. Yang membuat istri saya koma. Yang memaksa saya mendadak pulang dari Amerika.

Dua hari sebelumnya istri saya merebus kelapa hijau muda. Lalu meminum airnya. Istri saya memang sempat berharap dokter Boyke kecele: tidak menemukan batunya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News