Serbuk Kayu Bernilai di Tangan Anak Muda Ini

Serbuk Kayu mempunyai moto yakni seni berbasis pengetahuan. Ide terbentuknya Serbuk Kayu ini dimulai dari rasa prihatin enam sekawan bernama Indra Prayogi, Dwi Januarto, Dyan Chondro, Dwiki Nugroho, Ahmad Fahrizal, dan Zalfa Robby.
Mereka melihat beberapa komunitas kecil di dalam Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang jauh dari kata berkembang.
Saat itu, satu komunitas kecil membuat pameran dengan karya seni yang jumlahnya minim. Tentunya, hal itu juga mendapat respons yang sedikit pula dari para penikmat karya seni.
”Bagaimana bisa menunjukan eksistensinya, jika karya seni rupa yang dihasilkan setiap komunitas kecil itu jumlahnya minim. Nanti, jadinya ya tidak bisa berkembang, “ cerita, Risya Ayudya, Art Management Serbuk Kayu, Sabtu (21/1).
Menurut Risya, sebutan Serbuk Kayu kali pertama muncul ketika enam sekawan kala itu mengikuti aksi demo kenaikan BBM. Karena dari komunitas seni, lalu mereka membuat mobil kayu sebagai simbol tuntutan mahalnya harga BBM.
Keenam pendiri Serbuk Kayu ini mengarak mobil kayu tersebut keliling kota Surabaya. Saat mereka menggelar aksi, banyak tercecer serbuk kayu di sepanjang jalan.
“Nah, dari situlah mereka terinspirasi dan akhirnya memutuskan untuk memakai Serbuk Kayu menjadi Art Movement yang sampai sekarang masih tetap eksis di Surabaya,” terang mahasiswi jebolan Prodi Pendidikan Seni Rupa Unesa ini.
Sampai sekarang, lanjut Risya, Serbuk Kayu telah berkembang dan menjadi tempat yang nyaman bagi para seniman muda untuk berkarya. Kini, mereka tumbuh pesat hingga, Art Movement Serbuk Kayu telah dikenal di kalangan masyarakat Surabaya.
Semua orang mempunyai jiwa seni. Tapi, tidak semuanya dapat mengeluarkan kemampuannya itu.
- 7 Perbedaan Menarik Penggunaan Herbal untuk Alergi Makanan dan Debu
- Obati Sinusitis dengan Mengonsumsi 5 Herbal Ini
- 5 Rekomendasi Tempat Liburan Ramah Anak, Dekat di Jakarta
- 7 Perbandingan Herbal Lokal dan Obat Kimia untuk Batuk yang Perlu Anda Ketahui
- 7 Cara Mudah Mengolah Biji Ketumbar, Kolesterol Bakalan Tidak Berkutik
- Mencicipi Hidangan Khas Kerajaan di Royal Dinner Mangkunegaran Solo