Seribu Ijazah Sekolah Swasta di Melbourne Dinyatakan Gugur
Sebuah lembaga pendidikan kejuruan swasta di negara bagian Victoria (Australia) bernama Vocation harus menarik sekitar seribu ijazah yang sudah dikeluarkan setelah pihak berwenang memutuskan bahwa kursus yang mereka berikan tidak memenuhi standar.
Serkitar 200 pelajar yang sudah menyelesaikan pendidikan Sertifikat 3 di bidang pengasuhan anak (Child Care), 250 pelajar Sertifikat 3 di bidang pelayanan lansia (Aged Care), dan 383 pelajar yang sudah menyelesaikan pendidikan di bidang bisnis harus mengembalikan ijazah mereka dan memberitahu tempat mereka bekerja bahwa sekarang mereka belum lulus.
Secara total sekitar 832 pelajar, yang mengikuti pendidikan di Vocation Melbourne antara bulan Januari sampai June tahun lalu menjadi korban.
Kursus kejuruan dimana para pelajarnya kemudian mendapatkan Sertifikat 3 biasanya berlangsung selama beberapa bulan.
Salah seorang yang harus mengembalikan sertifikat adalah Tracey Martin, yang sebelumnya dinyatakan lulus di bidang pelayanan lansia.
Dia sekarang bekerja di rumah jompo dan sekarang tidak mengetahui pelatihan tambahan apa yang harus dilakukannya.
"Saya sudah bekerja di industri ini selama 7 bulan terakhir." katanya.
"Saya tidak tahu apa lagi yang mesti saya pelajari kembali. ini mungkin bisa dilakukan dalam bilangan jam, atau mungkin bulanan. Saya tidak tahu karena tidak ada informasi apapun."
Sebuah lembaga pendidikan kejuruan swasta di negara bagian Victoria (Australia) bernama Vocation harus menarik sekitar seribu ijazah yang sudah dikeluarkan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat