Seribu Lilin di Bundaran HI untuk Kenang Chavez
Rabu, 06 Maret 2013 – 21:51 WIB
Ia menekankan konsep Estado Docente yang artinya negara sebagai pendidik. Sekolah-sekolah didirikannya hingga ke pemukiman terpencil dan tempat suku-suku asli di pegunungan. Sekolah untuk masyarakat primitif pun digratiskan.
Pengkritik keras kebijakan Amerika Serikat ini melakukan program nasionalisasi dengan mendorong kontrol rakyat terhadap perusahaan swasta yang menguasai hajat hidup orang banyak. Itu dilakukannya untuk menopang seluruh program kerakyatan.
"Pemimpin kita sepatutnya mencontoh perjuangan Chavez yang melakukan nasionalisasi dan anti kapitalisme. Kita baru saja kehilangan orang yang menjadi teladan untuk rakyatnya," sambung Sultoni.
Aksi ini berlangsung sekitar 30 menit lamanya. Mereka, berganti-gantian berorasi. Sementara lilin juga dibagikan pada warga yang lewat. Aksi ini hanya dijaga oleh tiga polisi. (flo/jpnn)
JAKARTA - Sosok Presiden Venezuela Hugo Chavez ternyata juga melekat di hati rakyat Indonesia, terutama kaum buruh dan masyarakat menengah ke bawah.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS