Serikat Karyawan Garuda Menjerit, Sebut Kata Diskriminasi
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Serikat Bersama (Sekber) Serikat Karyawan Garuda Indonesia Tomy Tampatty mempertanyakan pertimbangan pemerintah atas aturan pengguna pesawat udara yang harus menunjukkan hasil tes PCR H-2 sebelum keberangkatan.
Padahal, kata Tomy, pengguna transportasi selain pesawat cukup memperlihatkan hasil swab antigen pada H-1 keberangkatan.
"Bahwa perlakuan ini terkesan ada diskriminasi, padahal sesungguhnya pengguna transportasi pesawat udara memiliki waktu tempuh yang jauh lebih singkat dan penumpang lebih nyaman," ujar Tomy saat dikonfirmasi JPNN.com, di Jakarta, Rabu (4/8).
Menurut dia, kebijakan tersebut berdampak pada pengusaha transportasi udara. Pasalnya, tidak jarang harga swab test PCR justru lebih mahal ketimbang tiket pesawat di beberapa rute tertentu.
"Hal ini menjadi keluhan para penumpang pesawat/masyarakat yang disampaikan kepada kami dan hal ini juga menjadi salah satu penyebab menurunnya tingkat isian penumpang pesawat secara signifikan," beber Tomy.
Tomy menyebutkan seluruh anggota serikat sangat mendukung pemberantasan Covid-19. Upaya itu pun dilakukan oleh pihak internal Garuda Indonesia antara lain melakukan vaksinasi terhadap seluruh karyawan Garuda Indonesia.
Karyawan dan awak kabin selalu melaksanakan prokes yang ketat seperti 5 M, melaksanakan WFH untuk pegawai non Crew, mengedukasi penumpang soal prokes Covid-19.
"Perlu kami sampaikan di dalam pesawat Garuda Indonesia terdapat sistem penyaringan udara yaitu HEPA filter selama penumpang berada di dalam pesawat dan juga kami rutin melakukan penyemprotan desinfektan di pesawat," ungkapnya.
Koordinator Serikat Bersama (Sekber) Serikat Karyawan Garuda Indonesia Tomy Tampatty mempertanyakan kebijakan pemerintah terkait moda transportasi pesawat udara yang mengharuskan adanya tes PCR H-2 sebelum keberangkatan.
- Pesawat A400M Pertama untuk Indonesia Masuki Tahap Perakitan Akhir di Seville
- Tom Liwafa Bangga IP Lokal Hiasi Pesawat Garuda Indonesia
- Super Air Jet Ganti Komponen Pesawat Saat Penumpang Sudah Dalam Kabin, Ini Akibatnya
- Puncak Nataru, Garuda Indonesia Group Menerbangkan 77.552 Penumpang
- Garuda Indonesia Berencana Menambah 15 hingga 20 Pesawat Tahun Depan
- Serikat Pekerja JAI Gelar Demo Menolak Mutasi Sepihak