Serikat Pekerja Paksa YouTube Blokir Donald Trump
jpnn.com - Serikat pekerja Alphabet Workers Union (AWU), memaksa YouTube memblokir channel Presiden AS Donald Trump secara permanen menyusul kerusuhan di Capitol pada Rabu (6/1) lalu.
Langkah tersebut menunjukkan organisasi yang baru dibentuk, yang terdiri dari karyawan tetap dan kontrak di perusahaan induk Google itu bertekad untuk masuk ke dalam masalah di luar hak-hak pekerja.
Pada Rabu (6/1), YouTube menghapus video Trump tentang kerusuhan itu, dengan mempertimbangkan kebijakan soal konten berisi informasi yang salah dapat meluas.
Namun, serikat pekerja Alphabet Google menyebut tindakan tersebut "tidak kuat" dan mengatakan bahwa perusahaan belum melangkah cukup jauh.
"YouTube menolak untuk meminta pertanggungjawaban Donald Trump terhadap aturan platform itu sendiri dengan hanya memilih menghapus satu video daripada menghapusnya dari platform sepenuhnya," ujar serikat pekerja, dikutip dari The Verge, Sabtu.
Platform akan terus berfungsi sebagai vektor untuk pertumbuhan gerakan fasis jika tetap memprioritaskan pengiklan sembari mengekspos publik.
Serikat pekerja juga menyebut peran YouTube dalam memungkinkan gerakan nasionalis kulit putih tumbuh.
"YouTube tidak boleh lagi menjadi alat perekrutan dan penindasan fasis," kata serikat.
Serikat pekerja Alphabet Workers Union (AWU), memaksa YouTube memblokir channel Presiden AS Donald Trump secara permanen.
- Kementerian Komdigi Gandeng Google hingga Meta Untuk Berantas Judol
- Gemini AI Hadir di Google Maps
- YouTube Music Menghadirkan Fitur Speed Dial Menggantikan Listen Again
- Fitur AI Overviews di Pencarian Google Sudah Bisa 100 Bahasa Termasuk Indonesia
- Gemini Live Kini Sudah Bisa Berbahasa Indonesia
- YouTube Memperluas Paket Berlangganan Premium Lite di 3 Negara