Sering Blunder, Marzuki Alie Layak Diganti

Sering Blunder, Marzuki Alie Layak Diganti
Sering Blunder, Marzuki Alie Layak Diganti
Ketiga, pembatalan serupa juga pernah terjadi ketika Komisi VIII DPR mengagendakan rapat kerja dengan Menteri Agama Suryadharma Ali. Keempat, Marzuki mengikuti pertemuan dengan sejumlah petinggi negara di Istana Bogor termasuk dengan Presiden SBY tanpa koordinasi, tanpa koordinasi dan persetujuan dari unsur pimpinan DPR lainnya.

Kelima, Marzuki pernah tidak membahas surat dari Pansus Century perihal imbauan tentang penonaktifan Boediono dan Sri Mulyani. Alasan Marzuki, karena surat tersebut tidak diterimanya. Keenam, Marzuki pernah menutup sidang paripurna DPR tentang penetapan rekomendasi Pansus Century DPR secara sepihak tanpa terlebih dahulu

menghimpun kesepakatan apakah sidang dapat ditutup atau dilanjutkan. "Akibatnya rapat paripurna berakhir ricuh," papar Ronald.

Ketujuh, dalam rapat paripurna DPR tentang penetapan rekomendasi Pansus Century, Marzuki Alie terlihat tidak bertindak netral. Berkali-kali melalui mikrofon memuji soliditas Demokrat dalam mendukung rekomendasi poin A. "Padahal pimpinan sidang seharusnya memperlihatkan sikap adil dan independen dalam persidangan," ucap Ronald.

Kedelapan, Marzuki pernah  mengeluarkan pernyatan bahwa hasil paripurna tentang penetapan rekomendasi poin C Pansus Bank Century tidak mengikat. Dengan begitu, katanya, pemerintah tidak perlu menerima rekomendasi yang dimaksud. "Pandangan tersebut adalah bentuk pelecehan terhadap hasil keputusan DPR," imbuh Ronald.

JAKARTA - Desakan agar kinerja Ketua DPR Marzuki Alie dievaluasi karena sering bikin blunder tidak hanya muncul dari internal DPP Partai Demokrat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News