Sering Cari Tahu Gangguan Mental di Internet Malah Bikin Panik
jpnn.com, JAKARTA - Sering mencari tahu penyebab gangguan mental di internet ternyata tak jarang membuat seseorang makin panik.
Pasalnya, tak jarang banyak yang mencari tahu lantas percaya begitu saja.
Padahal, apa yang di internet belum tentu sesuai dengan yang sebenarnya.
Menurut tim konselor dari aplikasi konseling Riliv Prita Yulia Maharani, mencari tahu gejala kesehatan mental di internet tidak selalu salah.
"Sebenarnya tidak apa-apa mencari tahu gejala gangguan mental di internet. Namun, jangan lupa cross-check. Caranya ya dengan mendatangi psikolog atau psikiater profesional untuk tahu lebih lanjut masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Dari situ bisa ditentukan langkah yang bisa diambil selanjutnya," ujar Prita dalam keterangannya, Minggu (29/9).
Self-diagnose Hanya Membuat Panik
Manusia memiliki naluri memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa menimpanya. Itulah mengapa lebih mudah bagi seseorang mengasumsikan hal-hal buruk ketika melakukan self-diagnose.
Pada akhirnya, self-diagnose hanya akan membuat seseorang mengalami kepanikan yang tidak seharusnya terjadi.
Sering mencari tahu penyebab gangguan mental di internet tak jarang membuat seseorang makin panik.
- 34 Persen Pelajar SMA di Jakarta Terindikasi Gangguan Mental Emosional
- Cloudflare 2024 Sebut Indonesia Punya Kinerja Digital Terbaik
- Kasus Anak Bunuh Ayah & Nenek, Polisi Periksa Psikolog Sebagai Saksi
- Diduga Gangguan Mental, Aswandi Nekat Panjat Tower Selular
- Info Penting dari IDI Jepara Soal Gangguan Mental ADHD Pada Anak dan Pengobatannya
- Fenomena Populisme Digital di Indonesia Sejalan dengan Kemajuan Internet