Sering Diintimidasi, Driver Angkutan Online Desak Hapus Zona Merah
"Kami kian khawatir setelah aksi sweeping dan pembunuhan ini," ujarnya.
Kalaupun mereka diprotes sopir angkutan konvensional yang meminta persamaan aturan, pihaknya akan bekerja sesuai aturan Permenhub. Termasuk kalaupun nanti angkutan online dibatasi.
Perwakilan Gojek, Irwanto juga mengungkapkan hal senada. Dia mengaku saat bekerja merasa terintimidasi ojek pangkalan.
“Gerak kami dibatasi. Padahal sama-sama cari uang,” katanya.
Karena itulah, tim advokasi driver online, Mangku Anom menyebut kalau sudah ada regulasi seharusnya ada penindakan.
“Harus ada kepastian supaya tidak ada benturan. Lakukan pengawasan dan penindakan,” katanya.
Keluhan juga disampaikan Hasbi, driver taksi online lain. Dia juga terganggu keamanan dan kenyamanan selama operasional di jalan.
“Area tertentu banyak intimidasi dan kami dilarang masuk oleh driver angkutan konvensional," ujarnya.
Ribuan driver angkutan online menggelar aksi solidaritas di halaman Kantor DPRD Sumatera Selatan, Rabu kemarin.
- Polda Sumsel & Kejaksaan Berkoordinasi di Kasus Penganiayaan Dokter Koas
- Remaja Tewas di Palembang Ternyata Diracun dengan Potas, Pelakunya Tak Disangka
- Polrestabes Palembang Berhasil Ungkap Kasus Pembunuhan Bermotif Minum Jamu
- Penganiaya Dokter Koas Ternyata Honorer BPJN Sumsel, Statusnya Belum Dipecat
- Remaja 13 Tahun Tewas Diduga Setelah Minum Jamu, Polisi Lakukan Penyelidikan
- Libur Nataru 2025, Penumpang di Bandara SMB II Palembang Diprediksi Naik 5 Persen