Sering Dipanggil DPR, Bukti Karen Mundur Karena Tekanan Politik
jpnn.com - JAKARTA - Keputusan mundurnya Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan kembali menjadi bahan perbincangan. Mantan Komisaris Pertamina Umar Said menduga Karen mundur lantaran tekanan politik.
"Bukan di Indonesia saja, dimana-mana juga begitu (ada tekanan politik). Industri minyak selalu lengket sekali dengan politik, dengan kekuasaan. Itu dimana-mana, di Malaysia juga gitu," ujar Umar usai menghadiri sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (9/9).
Hanya saja, lanjut Umar, aturan di Malaysia jelas. Di Malaysia, Dirut Petronas tidak pernah dipanggil DPR. Seringnya pemanggilan tersebut, menandakan pengaruh politik cukup kuat terhadap Pertamina. Dia menilai, seharusnya DPR memanggil pemerintah bukan dirut Pertamina.
"Kalau dirut Pertamina dipanggil itu setahun bisa sepuliuh kali. Ini kebijakan minyak bukan urusan Pertamina, ini urusannya pemerintah, yang dipanggil seharusnya pemerintah dong. DPR kan lembaga politik, yang dipanggil lembaga politiknya dong, jangan lembaga bisnis, nggak nyambung," serunya.
Karena alasan itulah, Umar menduga Karen mundur karena adanya tekanan politik. "Saya duga kuat ke situ," tandasnya. (chi/jpnn)
JAKARTA - Keputusan mundurnya Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan kembali menjadi bahan perbincangan. Mantan Komisaris Pertamina Umar Said
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 20 Unit Bus Listrik CKD Pertama dari VKTR & Karoseri Laksana Resmi Beroperasi, Layani Rute Ini
- Ini Capaian yang Diraih Pertamina Sepanjang 2024, Keren
- Harga Emas Antam Melonjak Hari Ini 11 Januari, Jadi Sebegini Per Gram
- Rayakan HUT ke-66, Gapensi Usung Semangat Bersama dalam Sinergi Membangun Negeri
- PELNI Layani 551.383 Penumpang Selama Libur Nataru, 5 Pelabuhan ini jadi Tujuan Favorit
- Tingkatkan Pelayanan Bandara, IAS Group Luncurkan GSE Teknologi Terbaru