Serius, Jokowi Pengin Ikut Menangkap Buaya
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi mengungkapkan keinginannya untuk bisa ikut menangkap buaya bersama-sama dengan nelayan di Kabupaten Memberamo Tengah, Papua.
Hal ini diungkapkan Presiden Jokowi ketika berdialog dengan perwakilan nelayan se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/5).
Ketika itu, presiden memberikan kesempatan kepada Marince, nelayan dari Memberamo Tengah untuk menyampaikan masalah yang dihadapinya. Nelayan itu pun bercerita bahwa di daerahnya ada sekitar 2000 nelayan yang mayoritas (80 persen) kaum perempuan. "Itu nelayan tangkap ikan dan nelayan tangkap buaya," ungkapnya.
"Jadi di Mamberamo tidak hanya nangkap ikan, tapi buaya juga? Benar? Serem juga. Ini dari Jayapura ke Mamberamo naik apa?" ujar Jokowi menanggapi.
Dijelaskan Marince, perjalanan dari Jayapura ke Memberamo Tengah bisa ditempuh dengan pesawat terbang seperti yang dimiliki Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti.
Nah, Jokowi yang sudah delapan kali ke Papua dan Papua Barat, tampak tertarik. Dia bahkan meyakinkan Marince, apakah dia bisa melihat nelayan menangkap buaya bila datang ke Memberamo.
"Kami dengan masyarakat setempat apabila kami sampai di Istana ketemu Bapak Presiden dan Ibu Menteri kami akan meminta sebelum masa baktinya (habis), hadir ke Memberamo," jawab Marince.
Pada acara yang dihadiri Menteri KKP Susi Pudjiastuti, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, suami Iriana itu kembali menimpali dengan pertanyaan, apakah bisa menangkap buaya? Marince dengan tegas menjawab bisa.
Presiden Jokowi menyampaikan keinginannya untuk bisa ikut menangkap buaya bersama nelayan di Memberamo Raya, Papua.
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila