Seriusi Perikanan Karimun, Perusahaan Australia Berinvestasi USD 4,5 Juta
jpnn.com - BATAM - Perusahaan asal Australia, Aquabis Asia Pte Ltd menanamkan modalnya di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Nilai investasi yang dikucurkan Aquabis untuk bisnis perikanan di Karimun cukup besar, yakni USD 4,5 juta dolar atau sekitar Rp 54,6 miliar (asumsi USD = Rp 12.138).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Karimun, Azmi Yuliansyah mengungkapkan, pihaknya pada Sabtu (8/11) lalu sudah bertemu dengan pihak Aquabis. “Untuk menindaklanjuti MoU (nota kesepahaman, red) yang pernah dilakukan pada 2009 lalu. Baru tahun ini ditindaklanjuti,” ujarnya seperti dikutip Batam Pos.
Menurut Azmi, investasi sebesar USD 4,5 juta itu untuk budidaya keramba jaring apung (KJA) di salah satu perairan di Moro. Jenis ikan yang akan dibudidayakan adalah king black fish atau ikan botia. Jenis ikan ini termasuk yang dapat bertahan dalam kondisi cuaca apapun.
”Lahan laut yang dibutuhkan untuk budidaya ikan botia seluar 18 hektare. Lokasinya di daerah Pulau Sebaik. Kemudian, untuk lahan di darat dibutuhkan 8 hektare yang akan dijadikan sebagai kawasan perkantoran perusahaan,” sebut Azmi.
Sebelumnya, kata Azmi, Aquabis menginginkan lokasi di daerah Telunas, Moro. Tapi, kawasan tersebut dianggap tidak sesuai.
Nantinya, satu unit KJA berkapasitas 27 meter kubik. Jaring itu akan didatangkan dari Tiongkok. ”Jenis jaringnya murni kewenangan dari investor yang akan menggunakannya,” ujar Azmi.(jpnn)
BATAM - Perusahaan asal Australia, Aquabis Asia Pte Ltd menanamkan modalnya di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Nilai investasi yang dikucurkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kasus Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang, Polisi Tetapkan Sopir Truk jadi Tersangka
- Gunung Ibu Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.500 Meter
- Guru Honorer Tewas Ditembak OTK di Ilaga
- Pj Gubernur Jateng Berbagi Kasih di Hari Natal dengan Puluhan Lansia Panti Wreda
- Hewan Dilindungi Macan Akar Mati Terlindas di Tol Dumai-Pekanbaru
- PAM Jaya Naikkan Tarif Air 2025, Pelanggan Ini Tak Akan Terkena