Serli Terpaksa Putus Sekolah demi Merawat Ibu dan Adik
Namun, lama-lama dia bingung juga. Sebab, jika ayahnya tidak bekerja, keluarganya akan semakin repot dari sisi ekonomi.
Akhirnya, ayahnya bekerja menjadi buruh tani di Demak. Sementara Serli rela meninggalkan bangku sekolah demi merawat ibu dan adiknya yang masih balita.
Serli pun menggantikan peran layaknya ibu rumah tangga. Mulai mencuci pakaian, piring, dan memasak.
Tak jarang, Serli cukup direpotkan saat ibu dan adiknya harus buang air besar (BAB) ke sungai setempat. Padahal, dia cukup pintar.
”Makanya saya milih keluar sekolah. Dulu saat SD saya sering mendapatkan peringkat dua dan tiga. Namun karena keadaan seperti ini, akhirnya saya memilih keluar. Saya juga tak mau sekolah lagi jika ibu belum sembuh,” ungkap Serli.
Sebenarnya Serli ingin melanjutkan hasratnya menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Serli pun berharap muncul uluran tangan dari dermawan yang sudi membiayai pengobatan ibunya hingga sembuh.
Di rumah berdinding papan kayu seluas 5 x 8 meter itulah keluarga kecil ini tinggal. Sebagian beralaskan papan kayu dan sebagian lagi tanah. Hanya ada satu ranjang. Itu pun tanpa dinding penyekat.
Rumah mereka juga tidak dilengkapi fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK). Untuk kebutuhan air bersih, mereka menimba air sumur tetangga. Listrik pun harus menyalur ke tetangga. Bahkan tanah yang ia dirikan rumah selama 13 tahun itu juga bukan hak miliknya.
Serli Artia Dewi terpaksa memilih putus sekolah demi merawat ibunya yang lumpuh serta memelihara adiknya yang masih balita.
- ASABRI Bangun Fondasi KIP Lewat Uji Publik Bersama Komisi Informasi Pusat
- Cegah Anak Putus Sekolah, RK-Suswono Usung Program Pendidikan Dasar-Menengah Gratis
- Senator Filep Wamafma Mengapresiasi Kemendikbud Tetap Jalankan Program Beasiswa PIP dan KIP Kuliah
- Nilai IKIP Provinsi Kaltim Masuk 3 Besar Nasional
- Kolaborasi Prabowo dan Ahmad Ali-AKA Solusi Tepat Atasi Anak Putus Sekolah di Sulteng
- Gandeng KIP, Bapenda Banten Tegaskan Dukung Keterbukaan Informasi Publik