Sersannya Hasyim Muzadi

Oleh: M. Mahfud MD

Sersannya Hasyim Muzadi
Ribuan warga mengiringi jenazah alm. KH. Ahmad Hasyim Muzadi seusai dishalati di Komplek Pesantren Al Hikam, Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Dulu saya selalu menikmati humor berkelas jika K. Hasyim ngobrol dengan Gus Dur.

Tetapi, humor dua tokoh NU itu sama sekali tidak sarkastis. Tidak menyakiti siapa pun meskipun subjek dan objek humornya jelas.

Gus Dur maupun K. Hasyim bisa melontarkan humor-humor yang sangat kocak di kursi ruang tamu dengan jumlah orang terbatas maupun di podium saat berpidato di depan ribuan orang.

K. Hasyim itulah yang mengatakan bahwa di NU itu ada tradisi menyelesaikan masalah dengan gergeran (tertawa riuh) daripada dengan gegeran (ribut-ribut).

Sebagai tokoh NU yang ditempa melalui Gerakan Pemuda Ansor, K. Hasyim sering menjadikan Ansor dan NU sebagai materi humornya.

Suatu kali dia berpidato bahwa kita harus bersyukur karena sekarang ini anak-anak Ansor sudah maju dan modern. Banyak yang mempunyai dua handphone dengan casing yang bagus-bagus.

’’Tapi, ya begitu, mereka tidak pernah menelepon dengan HP-nya karena tidak kuat membeli pulsa. Bolak-balik hanya missed call biar ditelepon balik,’’ katanya.

K. Hasyim juga mengatakan, kita harus bersyukur karena sekarang ini sudah banyak anak NU yang bisa bersekolah atau mondok ke Makkah dan Madinah.

Rabu, 15 Maret 2017, pukul 08.30, dua hari yang lalu itu, saya di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, menunggu penerbangan ke Jakarta. Teman seperjalanan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News