Sertifikat Vaksinasi Palsu Bisa Membahayakan Upaya Australia Menangani COVID-19
Ia mengatakan saat menerapkan mandat tersebut, setelah ada alasan yang kuat, harus dibuat sebuah sistem di mana warga yang paling terdampak sudah dikonsultasikan dengan baik.
Belum jelas mengapa sertifikat palsu sedang dicari: apakah orang frustrasi dengan keterlambatan program vaksinasi di Australia, ataukah mereka memang anti-vaksin, atau sebutannya 'anti-vaxxer'.
Tapi dr Christian mengatakan apa pun alasannya memalsukan sertifikat vaksin adalah pelanggaran hukum yang berat.
Menurutnya ini akan semakin menyulitkan upaya Australia dalam menangani COVID-19.
"Ini akan mengubah apa yang terjadi di rumah sakit, kita juga berpotensi bertanggung jawab atas varian Australia kita sendiri," ujarnya.
Sementara dr Mohamad mengatakan sertifikat vaksin palsu dapat berdampak pada ketepatan data vaksinasi.
"Jika orang-orang yang sudah tercatat dalam daftar imunisasi Australia kemudian positif COVID, maka akan mengirimkan sinyal palsu dan fiktif ke pihak otoritas," jelasnya.
"Kemudian itu mempengaruhi persepsi kita tentang keamanan dan efektivitas vaksin."
Sertifikat vaksin COVID-19 diyakini bisa menjadi tiket menuju kebebasan dari lockdown yang berkelanjutan di Australia dan berdampak bagi jutaan warganya
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu