Seruan Buruh di Australia untuk Kemerdekaan Indonesia
Sisi lain dari sejarah
Tapi sejarawan berdarah Belanda di Australia, Nonja Peters, mengatakan klaim peran Australia dalam kemerdekaan Indonesia perlu dicermati dari pandangan lain.
"Pemerintah [Australia] melihat hal ini dari perspektif yang sangat politis tentunya, karena waktu itu mereka [Australia] ingin menjadi bagian dari PBB," ujar Nonja.
"Dengan prioritas ini …tiba-tiba, sekutu tidak lagi dipandang sebagai hal yang penting."
Dalam tulisan ilmiahnya, Nonja mengutip sebuah biografi yang menyebut jika wakil ketua Partai Buruh saat itu, Herbert Vere Evatt memiliki pengaruh yang besar dalam PBB karena terlibat dalam pembentukannya.
Nonja mengatakan PM Ben Chifley dan Herbert Vere Evatt, saat itu memiliki ambisi pribadi untuk mendukung hak sebuah negara baru.
Namun yang menjadi pertanyaan Nonja adalah mengapa Australia lebih mengutamakan kemerdekaan bangsa lain sementara penduduknya sendiri tertindas.
"Mengapa buruh Waterside memperjuangkan mati-matian untuk kemerdekaan [negara] lain sementara di tanahnya sendiri tidak ada kemerdekaan bagi rakyat pribumi?" ujarnya.
"Menurut saya ini sangat problematik karena … tentu saja kita harus merdeka."
Australia menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1945
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata