Serukan Jaga Kebinekaan, Buya Syafii: Perbedaan Itu Hak

Dia menambahkan, Alquran lebih dulu mengajarkan tentang keragaman umat manusia itu dibandingkan dengan Bhinneka Tunggal Ika yang digaungkan di Indonesia oleh Mpu Tantular sekitar abad ke-14.
Karena, itu tidak ada alasan bagi bangsa Indonesia untuk mempersoalkan perbedaan.
Menurutnya, Alquran sangat toleran, begitu juga dengan Islam. Karenanya, tidak logis bila kelompok-kelompok radikal seperti ISIS atau Boko Haram di Nigeria mengklaim mereka sebagai orang Islam.
"Mereka menggunakan ajaran dari peradaban Arab yang sedang kalah, bukan ajaran Islam. Saya menyebutnya rongsokan peradaban Arab. Ironisnya, rongsokan peradaban yang sudah kalah di Arab itu, justru 'dibeli' di sini. Bodoh sekali mereka itu. Semua terjadi karena wawasan, bacaan, dan pergaulan mereka terbatas," ungkap pendiri Maarif Institute ini.
Buya Syafii mengakui membicarakan terorisme sangat melelahkan. Dia melihat terorisme di Indonesia dipicu dua faktor.
Pertama, ketimpangan sosial ekonomi yang parah sehingga seolah memunculkan rumput kering atau jerami kering yang mudah terbakar.
Ini terjadi karena terlalu dominannya asing menguasai ekonomi kita.
"Saya khawatir betul karena ledakan ekonomi yang membuat kesenjangan terlalu jauh akan berbuntut prahara sehingga apa yang kita bangun selama ini akan berantakan," papar Buya.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengajak semua pihak untuk menjaga kebinekaan di Indonesia.
- Peringati Hari Al Quds Sedunia, Ribuan Massa Padati Gedung Grahadi Surabaya
- Menpora Dito Apresiasi Kegiatan Majelis Tilawah Al-Quran Antarbangsa ke 15 DMDI
- Ustaz Cholil Bicara tentang Islam dan Pertambangan Berkelanjutan
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Jadi Mualaf, Richard Lee Ungkap Alasan Sempat Rahasiakan
- Wamenag Minta PUI Inisiasi Silaturahim Akbar Ormas Islam