Serunya 'Berwisata' ke Kampung Kumuh Jakarta
jpnn.com - JAKARTA - Panas terik, debu beterbangan, asap knalpot kendaraan, bising, kumuh, kotor, jorok, becek, ah... semua jadi satu bersama peluh yang mengucur dari tubuh peserta Jakarta Hidden Tour garapan Roony Polluan.
Toh, peserta tour dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Belanda dan Tarakan ini tetap bersemangat. Beberapa membawa tas ransel berisi buku tulis, pulpen, pensil, permen, balon untuk dibagikan ke anak-anak.
Jangan membayangkan tour dengan bus ber-AC. Peserta malah diajak naik angkot, lalu bajaj, kemudian becak, lalu naik perahu nelayan, lanjut bus, paling banyak jalan kaki sih, dari satu tempat ke tempat lain.
Menyusuri lorong demi lorong yang gelap, di pinggir rel kereta api, di pinggir kali Ciliwung yang tercemar, di kolong jembatan, duh... jauh dari kata layak.
"Hello mr and mrs. How are you?," sapa anak kecil yang fasih berbahasa Inggris karena ikut program kursus garapan Jakarta Hidden Tour.
Beginilah gambaran "wisata" blusukan ke kawasan kumuh di ibukota negara.
"Saya tak menjual kekumuhan dan kemiskinan Jakarta. Saya dari kecil di sini (Jakarta, Red.). Saya lebih tahu daerah ini," kata Pak Ronny, panggilan akrab alumnus IKJ ini saat kali pertama bertemu di Cafe Batavia, kawasan Kota Tua Jakarta sebelum tour dimulai.
Ronny menambahkan, wisata yang digagasnya tujuh tahun ini adalah wisata untuk melihat sisi lain Jakarta. Selain gedung-gedung pencakar langit, mal-mal megah, dan sederet hal-hal indah lainnya.
JAKARTA - Panas terik, debu beterbangan, asap knalpot kendaraan, bising, kumuh, kotor, jorok, becek, ah... semua jadi satu bersama peluh yang mengucur
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS