Sesal Istri

Oleh: Dahlan Iskan

Sesal Istri
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dia pun meluncur ke rumah sakit. Dia masih membayangkan sang suami hanya terluka yang bisa disembuhkan.

Tapi begitu masuk ruangan, dia melihat sosok suami sudah ditutup pembungkus mayat. Dia pun merangkulnya. Memanggil-manggil namanya. Yang dipanggil diam saja.

"Saya masih berharap ia mau membuka mata sebentar saja untuk mengucapkan bahwa ia mencintai saya. Sekali saja. Untuk yang terakhir," katanyi.

Apa yang dia harapkan tidak terjadi. Dia masih ingat Jason selalu mengucapkan "I love you".

"Ketika saya yang mengatakan ''I love you'' ia selalu membalas ''I love you more''," ujarnyi.

Tidak ada lagi ucapan itu. Dia pun terkulai di rumah sakit. Dia sangat menyesal mengapa pagi itu harus bertengkar. Dan ternyata benar, seandainya pagi itu tidak pesan Uber, itulah kali terakhir suami mengantarkannyi pulang.

Mereka berdua sudah berteman sejak dari SD. Terus berteman. Sampai akhirnya saling mencintai. Baru tiga bulan lalu mereka menikah. "Ketika sampai saatnya saya mengucapkan ''I do'' saya masih heran bahwa kami ternyata saling mencintai," ujarnyi.

Kisah Domonique itu harus sering terhenti oleh isaknyi. Juga oleh telapak tangannyi yang tetap sering ditepukkan ke podium –seperti untuk mengendalikan emosi, atau menahan tangis. Sesekali telapak tangannyi juga mengelus-elus kertas seperti menyingkirkan tetesan air mata di kertas itu.

Penyebab pertengkaran itu adalah: keinginan istri agar di saat berdua janganlah membawa HP dinas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News