Sesal Kabur
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
jpnn.com - Akhirnya saya kabur juga: ke Ethiopia. Saya tinggalkan istri dan cucu di Makkah dengan air mata. Air mata istri. Apa boleh buat. Toh, ada Mas Bajuri, Inul Daratista, dan tim mereka.
Istri dan cucu bisa pulang ke Jakarta bersama mereka.
Foto: Dahlan Iskan bersama dubes Al Busyra Basnur dan istri.
Semua itu demi perusuh Disway. Saya ingat komentar ini: saya harus ke Ethiopia. Alasannya: saya harus melihat sendiri apakah benar negara termiskin di dunia itu sekarang sudah maju.
Mungkinkah Ethiopia bisa mengejar kita –mumpung yang dikejar belum mau lari.
Saya pun tidak minta izin istri. Toh, saya bisa minta maaf: beberapa jam sebelum harus berangkat. Tiket sudah di tangan. Lebih baik minta maaf daripada minta izin.
Penerbangan dari Jeddah ke Addis Ababa hanya dua jam. Anda sudah tahu: hanya menyeberangi Laut Merah. Saya pun membayangkan pesawatnya pasti hanya tipe Boeing B737 atau Airbus A321.
Saya sengaja pilih terbang dengan Ethiopian Airlines. Sekaligus ingin tahu apakah perusahaan penerbangannya sudah mencerminkan perubahan itu. Sekaligus ingin membandingkannya dengan Garuda Indonesia.