Sesalkan Ada Kebijakan Tergesa-gesa untuk Menutup Pasar Keputran Surabaya
jpnn.com, SURABAYA - Humas DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi protes langkah Pemkot Surabaya yang menutup Pasar Keputran Surabaya selama satu pekan.
Penutupan itu dilakukan sebelumnya karena ada pedagang pasar yang positif covid-19.
Menurutnya, transaksi jual beli bisa tetap dilakukan di pasar tradisional dengan mengedepankan protokol kesehatan sehingga tidak perlu berlebihan seperti yang dilakukan pemkot dengan menutup selama seminggu.
“Hal itu akan jauh lebih efektif untuk dikunjungi dan juga untuk aktivitas sehari-hari. Karena ada 92% pasar yang aman untuk dikunjungi saat ini, termasuk Pasar Keputran Surabaya,” tuturnya saat dihubungi, Jumat (24/7)
Menurutnya, penutupan Pasar Keputran yang dilakukan Pemkot Surabaya adalah sebuah langkah tergesa-gesa.
“Ekonomi kita sudah anjlok. Jangan karena 37 orang, atau 1 orang terpapar, lantas pasar ditutup, Ini akan menjadi beban untuk pemda terkait,” sambung Reynaldi.
Menurutnya, masih banyak cara lain yang bisa diambil oleh Pemkot, mulai dari melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada saat jam operasional pasar tutup,.
Kemudian, dilakukan isolasi mandiri jika ada yang terjangkit, membawa pasien ke RS rujukan, dan sterilisasi lapak si terjangkitnya.
Pemkot Surabaya menutup sementara pasar tradisional Keputran karena ada pedagang yang positif covid-19.
- Cabup Bojonegoro Setyo Wahono Pastikan Pasar Tradisional menjadi Daya Tarik Pengunjung
- Bea Cukai Malili Gelar Operasi Gempur Rokok Ilegal, Menyasar Sejumlah Pasar dan Toko
- Setahun Lebih Menanti, 754 Pelajar Surabaya Akhirnya Bisa Terima Ijazahnya
- Bank DKI Gandeng Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja, Berikan Layanan Fasilitas Perbankan
- Presiden AS Joe Biden Positif Covid-19
- Surabaya Bakal Punya Shelter Khusus Perempuan Korban Kekerasan, Bisa Lapor 24 Jam