Sesalkan Ada Kebijakan Tergesa-gesa untuk Menutup Pasar Keputran Surabaya

Bukan menutup aktivitas pasar seluruhnya, yang tentunya akan mematikan laju perputaran ekonomi.
Reynaldi juga memberikan penegasan, terkait pentingnya koordinasi antara pihak pasar dengan pemerintah daerah/kota.
Karena dengan adanya komunikasi yang intens, maka akan bersama-sama mencari solusi terbaik.
“Contoh Pasar Raya Padang Sumbar, Pemkot dan pedagang pasarnya melakukan komunikasi yang intens. Juga ada Pasar Bendo Trenggalek, terdapat sekat plastik antara pedagang dan pembeli yang sudah diatur sedemikian rupa, dan itu hasil komunikasi intens juga dengan Pemda-nya. Terakhir Pasar Besar Kota Salatiga, ini juga komunikasi intens dengan pemda, dengan dilakukannya pengaturan jarak 1 sampai 1.5 meter antar lapak,” jelasnya.
Terakhir, dia meminta agar Pemkot Surabaya juga lebih hati-hati dalam mengambil kebijakan.
Pasalnya, keputusan sepihak yang diambil, tanpa melibatkan pedagang pasar dalam proses pengambilan kebijakan, maka diyakini oleh Reynaldi bahwa hal itu tidak akan efektif dan sia-sia belaka.
“Tak hanya protokol kesehatan saja yang perlu diketatkan, tetapi juga edukasi yang masif ke pedagang pasar harus dilakukan oleh semua pihak. Tidak hanya pemda/pemkot, juga beberapa BUMD, perlu melaksanakan hal ini dan dikampanyekan akan bahaya dari Covid-19 ini,” pungkas Reynaldi. (flo/jpnn)
Pemkot Surabaya menutup sementara pasar tradisional Keputran karena ada pedagang yang positif covid-19.
Redaktur & Reporter : Natalia
- DPRD Klungkung Sahkan Perda Baru, Pasar Tradisional Dapat Perlindungan
- Pertama Kali di Indonesia, Ada Saf Khusus Difabel & Juru Bahasa Isyarat saat Salat Id
- Dukung SRRL, Pemkot Surabaya Bakal Bangun Flyover dan Underpass
- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Pantau Harga di Pasar Tradisional, Lihat
- Menjelang Ramadan, Sekda Palembang Tinjau Harga Sembako di Pasar Tradisional
- Bank Mandiri Mempercepat Digitalisasi Pasar Tradisional Lewat Program Livin’ Pasar