Sesepuh Nilai Golkar Wajib Punya Capres Agar Suara Partai Terkerek
jpnn.com, JAKARTA - Politikus senior Golkar Ginandjar Kartasasmita menilai wajar manuver politik menuju Pemilu 2024 lebih gencar dari biasanya.
Salah satu penyebabnya adalah ketiadaan calon petahana pada pilpres mendatang.
"Banyak calon yang dianggap memiliki kesempatan untuk maju. Setiap calon banyak pendukung dan semua bermain di media, sehingga terasa hiruk pikuk," ujarnya, Rabu (29/12).
Sementara yang kedua, ada semacam pesta survei politik. Para tokoh yang digadang-gadang menjadi capres 2024, berkejar-kejaran dalam survei.
Para calon, diduganya punya surveyor sendiri. Sehingga, macam-macam prediksi bermunculan.
"Polling ada ilmunya, dan di banyak negara maju relatif akurat, kalau dijalankan secara profesional dan ilmiah. Tetapi kalau bisnis yang menonjol, maka surveyor seperti tailor, hasil sesuai dengan ukuran pelanggan. Jujur saja susah kita membedakan antara tipe yang pertama dan kedua," beber Ginandjar.
Berdasarkan hasil survei KedaiKOPI calon presiden yang akan diminati pada 2024 memiliki kriteria cerdas, dan visioner, bergeser dari kriteria sebelumnya yang mengutamakan kriteria merakyat.
Ginandjar menyatakan, semua adjective itu baik.
Politikus senior Golkar Ginandjar Kartasasmita menilai partainya harus mengusung kader sebagai calon di pilpres 2024
- Ingatkan PDIP Konsisten soal PPN, Misbakhun: Berpolitiklah secara Elegan
- Paket Insentif Ekonomi dari Pemerintah Jadi Angin Segar bagi Industri Otomotif
- Berdampak Positif, Pemerintah Bakal Perpanjang Insentif PPN DTP bagi Sektor Properti
- PPN Jadi 12 Persen, Pakar: Paket Stimulus Ekonomi Akan Meringankan Beban Masyarakat
- Airlangga Dorong Koperasi Terus Tumbuh dan Beregenerasi
- Prabowo Usul Pilkada Lewat DPRD Saja, Doli Kurnia Golkar Membela