Sesulit Apapun Kami Tak Mau Berkhianat...

Sesulit Apapun Kami Tak Mau Berkhianat...
Sesulit Apapun Kami Tak Mau Berkhianat...
Sementara itu, Pelatih Kepala Suharto AD, saat disinggung soal utang Rp5 juta justru membeberkan fakta lain. “Ya, dia (Heru, red) pada 30 Mei lalu memang SMS saya minta saya bayar utang itu. Tapi saya pikir itu aneh. Rp5 juta itu saya pinjam di awal putaran kedua dengan perjanjian dipotong dari gaji yang dijanjikan. Tapi mana gajinya? Tidak dibayar. Jika dihitung Rp20 juta per bulan maka Rp55 juta harusnya dia berhutang selama tiga bulan,” beber Suharto.

Menurut Suharto, Heru tak perlu mengalihkan dengan tuntutan utang. Apalagi ia tahu betul kronologis upaya kotor menjual pertandingan tersebut.

“Dari awal sebelum berangkat ke Tembilahan, saya sudah tahu. Saya diajak menjumpai sponsor yang ternyata cukong itu, di Hotel Danau Toba sehari sebelum berangkat, sekira pukul 03.00 dini hari. Alur cerita saya ikuti, ternyata bicara soal kalah menang. Jika kalah akan dapat uang besar. Kalau menang dapat juga tapi sedikit. Saya langsung tepis di situ dan saya bilang tim ini akan menang,” jelasnya.

Suharto melanjutkan, dirinya tidak mengada-ngada karena seluruh awak tim baik pemain yang ikut, asisten pelatih Coly Misrun, sekretaris tim Fityan Hamdy, dan dokter tim Rorywansyah Pane menjadi saksi.

MEDAN-Terkuaknya upaya pengaturan skor atau menjual pertandingan menambah masalah di tubuh PSMS PT Liga Indonesia (LI). Kini suasana memanas seiring

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News