Setahun, 20 Iklan Bermasalah
Rabu, 18 Februari 2009 – 09:47 WIB
Menurut dia, iklan-iklan operator seluler juga banyak yang seperti itu, karena rata-rata mereka bermain dengan kata-kata seperti yang termurah, atau terbaik. Kasus seperti itu juga ditemukan di dalam iklan-iklan hipermarket. Namun demikian, pelanggaran seperti itu akan langsung mendapat teguran dari asosiasi. "Itu banyak yang mendapat peringatan dari PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), ada badan khusus yang menangani itu," lanjutnya.
Mengenai kondisi di tahun 2009, Aris mengatakan, sekarang adalah situasi yang penuh tantangan. Yang bisa bertahan hanya yang inovatif. Dia yakin, dibalik krisis selalu ada peluang. Dia menerangkan, di tahun 2008 industri periklanan tumbuh 15 persen dengan omzet Rp 40 triliun (gross). "Tahun in kita prediksikan sama, atau lebih rendah sedikit karena penyumbang iklan besar, seperti otomotif dan properti sedang terganggu," jelasnya.
Kunjungan asosiasi periklanan Tiongkok ke Indonesia, lanjut Aris, dalam rangka bertukar pikiran dengan insan periklanan Indonesia, khususnya dari Fortune Indonesia. Menurut dia, anggota asosiasi periklanan Tiongkok merupakan pejabat-pejabat pemerintah. "Tiap tahun memang ada seperti ini, mereka datang atau kita kesana. Dalam pertemuan ini, juga untuk mencari bisnis yang bisa dikerjakan oleh kedua belah pihak," jelasnya. (wir)
JAKARTA – Maraknya iklan di media cetak, televisi, radio hingga online dinilai masih sejalan dengan adat istiadat bangsa. Namun demikian, disengaja
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kawasan Gading Serpong Punya Akses Baru Menuju BSD City
- Harga Emas Antam Hari Ini 10 Januari Melonjak, Jadi Sebegini Per Gram
- Ini Kriteria Pelaku UMKM yang Utangnya Bisa Dihapus Pemerintah
- Tangerang Raya Area Strategis Investasi, LPKR Perluas Portofolio Produk Baru
- Bank Mandiri Taspen Bantu Kebutuhan Para Pensiunan Lewat 3 Pilar ini
- Tingkatkan Pelayanan, KAI Logistik Pangkas Waktu Tempuh Rute Bandung–Surabaya