Setahun Ada 665 Janda Baru
jpnn.com - GORONTALO - Angka perceraian di Kota Gorontalo tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Akibat perceraian tersebut, sebanyak 665 perempuan di Gorontalo berstatus janda.
Wakil Panitra Pengadilan Agama (PA) Kota Gorontalo, Cindrawati S. Pakaya mengatakan, perkara perceraian yang masuk di PA Kota Gorontalo mengalami peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan dari 2012. Cerai gugat diakui Cindrawati masih mendominasi perkara sejak dari 2 tahun terakhir.
"Untuk tahun 2012 perkara cerai yang masuk mencapai 730 kasus secara kesuluruhan. Tetapi yang putus 620 perkara. Sedangkan tahun 2013 terhitung Januari hingga November yang masuk 715 perkara, ditambah dengan sisa perkara yang belum selesai dari tahun 2012 menjadi 829, dan yang putus 665 perkara,"ujar Cindrawati kepada Gorontalo Post (Grup JPNN), Selasa (10/12).
Tak hanya masyarakat biasa saja yang memasukan gugatannya, Pegawai Negeri Sipil (PNS) pun turut berpolemik dalam kasus gugatan perceraian. Untuk PNS, yang memasukan gugatan juga banyak, selain itu pekerja wiraswasta juga masih mendominasi.
"Disharmonisasi pasangan suami istri dalam rumah tangga keluarga yang tak dapat lagi dipertahankan bisa berujung pada perceraian," ujarnya.
Tiga penyebab perceraian disebut karena faktor ekonomi, sosial maupun adanya adanya disharomonisasi yang diakibatkan hadirnya orang ketika dalam hubungan suami isteri. (Xp-08)
GORONTALO - Angka perceraian di Kota Gorontalo tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Akibat perceraian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 1.260 Guru di Kota Bengkulu Terima Tunjangan Profesi Triwulan III-2024
- Polres Dumai Menggerebek Gudang Pupuk Ilegal di Bukit Kapur, Lihat!
- Polisi Umumkan Hasil Olah TKP Kecelakaan Tol Cipularang, Sebuah Fakta Terungkap
- Menang Praperadilan, Polda Riau Kejar TPPU Tersangka Korupsi KUR Bank Pelat Merah Ini
- Kapolres Inhu & Tim Pamatwil Polda Riau Cek Kesiapan TPS Khusus
- TNI-Polri Bersinergi Jaga Situasi Kondusif & Mewujudkan Pilkada Damai di Sumsel